Pencuri itu ternyata berani juga mencuri di tempat ramai
seperti di lokasi tempat tinggalku. Tadi malam, sekitar pukul 10.15 terdengar
suara warga gg. Gunung Jati II “Ayo kepoong”. Aku yang tengah tertidur bersama
lelaki kecilku terkejut mendengarnya. Aku langsung keluar membuka pintu dapur.
Ku buka setengahnya saja. Terlihat sudah ramai warga berkumpul di ujung gang.
Ternyata pencuri itu kabur melalui sungai besar di sana. Warga melihatnya
berenang ke arah hilir. Namun ada pula warga yang curiga si pencuri itu masih
berada di sekitar gang. Karena banyak sekali pohon-pohon, tumpukan sabut di
sisi langkau, juga tempayan-tempayan
yang memungkinkan untuk bersembunyi. Aku sendiri tak beranjak dari pintu
rumahku yang ku buka setengahnya saja. Takut, bisa jadi saja pencuri itu masih
berkeliaran dan membawa senjata.
Aku kembali masuk ke kamar dan membenarkan selimut
erat-erat. Ku lihat anakku tertidur lelap. Masih ku dengar sayup suara-suara
warga yang resah. Para pemuda dan dewasa tetap mengejar si pria pencuri karena
mereka yakin akan menemukannya. Sampai beberapa saat kudengar suami ku pulang
dengan motornya dari festival 17-an yang di adakan di lapangan dekat pasar. Ia
langsung menghampiri warga yang berkumpul di depan rumah kami. Tetangga sebelah
rumahku mengatakan bahwa jendela rumah kami ada yang belum terkunci. Ternyata
benar ada yang belum terkunci padahal sudah di tutup. Tapi untung saja pencuri
itu tak menuju rumah kami. Suamiku masuk dengan kunci yang dibawanya dan aku
pura-pura tertidur supaya tidak ada pembicaraan lagi hingga esok. Aku
mengantuk.
Keesokkan harinya aku membeli bubur untuk sarapan anakku
Nabil di dekat rumah. Ibu yang menjual bernama bu mai. Bu mai bertanya padaku
“sadar ndak kau tadi malam ade pencuri masuk ke gang kite ni?”. “Sadar tapi
saye takot jadi masok agi”. Jawabku santai. “pencurinye udah dapat tadi jam
empat suboh, die bawa karong dalam karongnye tu ade senjate”, jelas Bu Mai
lagi. Benar dugaanku pencuri itu tidak mungkin beraksi dengan tangan kosong.
Jika disuruh memilih untuk melawan pencuri atau melawan hantu. Aku lebih berani
melawan hantu dari pada si pencuri. Karena hantu itu mengganggu dengan cara
yang abstrak sedangkan pencuri bisa saja melukai kita dengan cara yang nyata.
Demikianlah sejumput kisah pencuri yang tertangkap di gang
tempat tinggalku. Ternyata sebelum ini terjadi juga telah ada beberapa pencuri
yang mencoba menerobos rumah-rumah warga di sekitar sini, tetapi selalu gagal
karena warga di sini sangat sigap dan memang di sini ramai mulai dari anak SD
sampai dewasa akan saling tolong menolong.